Kamis, 13 Agustus 2009

PDO 2 KSH SALVATOR

KSH SALVATOR adalah sebuah organisasi yang sebuah kelompok studi yang bergerak di cabang keilmuan herpetologi yang bernaung di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO) Universitas Andalas, berdiri baru satu tahun yang di gawangi oleh Fachrul Reza dan Seprianti permana angkatan 2004. Tepat pada 11 juli 2009 kemaren KSH SALVATOR mengadakan Pendidikan Dasar Organisasi (PDO) yang ke-2 diadakan di Hutan Pendidikan Biologi Universitas Andalas, yang diikuti oleh 10 orang anggota baru. PDO ini bertujuan untuk mencari generasi selanjutnya yang akan melanjutkan dan meneruskan program kerja KSH SALVATOR untuk masa yang akan datang.
Walaupun waktu itu sempat diguyur oleh hujan sehari semalam, tapi PDO masih tetap berjalan dengan semestinya berkat adanya semangat dari para peserta PDO. Angkatan untuk PDO yang ke-2 ini diberi nama LMC (Limnonectes), karena pada saat searching spesimen yang paling banyak ditemukan adalah Limnonectes. Teman-teman yang ikut PDO 2 ini adalah Aulia muhrady delta, Anzharni Fajrina, Ramza Seswati, Sari anggraini, EJI, Amy dari Bio0logi, danTika dari Pertanian.

Makalah "MINYAK KELAPA DAN MANFAATNYA"

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati saya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Hamba juga ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Lili Miwidi yang telah membimbing saya untuk bias menyelesaikan makalah ini, tak lupa kepada kedua orang tua saya yang selalu mendukung setiap langkah saya, selanjutnya kepada teman teman yang turut menyemangati saya, dan berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.

Saya mengakui dalam pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangan-kekurangan yang datang dari diri saya pribadi ataupun dari luar, karena saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat terselesaikan dengan sempurna.

Saya harap makalah yang berjudul “MINYAK KELAPA DAN MANFAATNYA” yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya, dan memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca, walaupun makalah ini banyak kekurangan dan kelebihan. Penyusun mohon untuk kritik dan saranya. Terima kasih

Padang, 9 Juni 2009

Penyusun

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 1

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 3

1.1 Latar belakang .......................................................................................... 3

1.2 Tujuan .......................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 5

2.1 Pemanfaatan minyak kelapa di Indonesia .......................................... 5

2.2 Pembuatan Minyak Kelapa ..................................................................... 6

2.3 Nilai Gizi Minyak Kelapa .......................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 10

3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 10

3.2. Saran ........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari sabang sampai merauke, diapit oleh dua benua, benua Asia dan Australia, sehingga membuat indonesia memilki sumber daya alam yang berlimpah, apalagi sumber daya alam nabatinya, banyak tumbuh-tumbuhan yang hidup di darat maupun di laut. Dengan posisi Indonesia yang terletak di daerah khatulitiwa yang beriklim tropis, mendapatkan cukup curah hujan sepanjangtahun,sehingga tumbuh-tumbuhan hijau bisa melakukan asimilasi (Fotosintesis) sepanjang tahun.

Banyak sekali dari sumber daya alam nabati tersebut dapat dimanfaatkan menjadi sumber sandang, pangan, dan papan. Adapula yang dapat diolah menjadi produk-produk lainya, untuk mengolah sumber daya alam nabati tersebut sangat dibutuhkan ilmu pengetahuan yang seluas-luasnya tentang pemanfaatan tumbuhan tersebut.

Sebagian masyarakat belum mengetahui manfaat-manfaat dari tumbuhan-tumbuhan yang ada disekitarnya, masyarakat hanya terpaku pada pemanfaatan dari suatu tanaman saja, tidak mengetahui manfaat-manfaat dari tanaman lainya, padahal masih lebih banyak lagi manfaat-manfaat yang dapat ditemukan pada tanaman lainya. Banyak masyarakat yang kurang memiliki kreatifitas dan keterampilan untuk mengolah sumber daya yang ada, seandainya masyarakat mengetahui banyaknya manfaat-manfaat dari tanaman lainya, ada masyarakat yang sengaja untuk tidak memanfaatkanya karena terkendala oleh pengetahuan, teknologi, dana, dan waktu. Padahal dilingkungan kita banyak terdapat bahan bakunya, dan itu semua sangat berguna bagi kesejahteraan masyarakat. Untuk itu penulis ingin membuat sebuah makalah yang berjudul ”MINYAK KELAPA DAN MANFAATNYA”. Karena menurut penulis penggunaan minyak kelapa saat sekarang ini sudah menurun,padahal kelapa (Cocos nuciferus) sangat berlimpah di negeri kita.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:

  1. Untuk mengetahui pemanfaatan minyak kelapa di Indonesia.
  2. Untuk mengetahui cara pembuatan minyak kelapa yang lebih baik, sehingga minyak yang dihasilkan lebih banyak dan bersih.
  3. Untuk mengetahui nutrisi-nutrisi dan kandungan gizi yang terdapat pada minyak kelapa .
  4. Untuk mengetahui kelebihan minyak kelapa dibanding dengan minyak sayur lainnya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemanfaatan minyak kelapa di Indonesia

Pemanfaatan minyak kelapa sebagai sumber utama minyak nabati telah dikenal sejak berabad-abad lalu sampai sekarang di Indonesia. Pada tahun 1969-1982 terjadi peningkatan konsumsi minyak kelapa di Indonesia, karena bertambahnya jumlah penduduk sebagai akibat berkembangnya bentuk pemanfaatan minyak kelapa,. Pada saat bersamaan produksi kelapa meningkat dengan laju pertumbuhan 2,5% pertahun. Produksi minyak kelapa tidak lagi mampu memenuhi pasokan pasar domestik padahal sebelumnya minyak kelapa merupakan komoditi ekspor nonmigas Indonesia. Peranan minyak kelapa sebagai komoditas ekspor tergeser dengan minyak kelapa sawit.

Kampanye anti minyak tropis oleh Amarican Soybean Assosiation (ASA), National Heart Savers Association (NHSA) dan Centre for Science in the Public Interest (CSPI), menyatakan bahwa minyak tropis dapat menyebabkan penyakit arterosklerosis dan jantung koroner. Pada tahun 1990an muncul sebua hasil penelitian yang mampu mengungkapkan fakta bahwa, minyak kelapa ternyata mempunyai khasiat yang besar bagi kesehatan, karena mengandung asam laurat dan asam kaprat.. Asam laurat yang merupakan asam dominan yang terkandung pada minyak kelapa dan asam kaprat ternyata memiliki kahsiat sebagi anti virus, anti bakteri, dan anti protozoa.

Meskipun telah ada riset yang membuktikan bahwa minyak kelapa memiliki manfaat besar bagi kesehatan, ternyata sampai saat ini hanya sebagian masyarakat khususnya petani kelapa yang mengkonsumsi minyak kelapa hasil olahan sendiri dengan cara tradisional. Sementara sebagian masyarakat cenderung mengkonsumsi minyak makan yang diolah dari minyak nabati lain. Hal ini disebabkan karena saat ini minyak goreng yang beredar dipasaran adalah minyak sawit, minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, sedangkan minyak kelapa hampir seluruhnya diekspor dalam bentuk minyak kelapa kasar.

2.2 Pembuatan Minyak Kelapa

Pembuatan minyak goreng dari bahan kelapa dapat dibagi atas tiga cara, yang pertama dengan cara sederhana, kedua dengan penambahan enzim bromelin, dan yang ketiga dengan penambahan cuka dapur.

Pembuatan minyak dengan cara sederhana sangatlah gampang, karena alat-alat yang di butuhkan tiadak sulit untuk ditemukan. Metoda pembuatanya adalah sebagai berikut:

1. Pilih kelapa yang tua dan segar

2. Daging kelapa diparut

3. Timbang 8 kg kelapa parutan

4. Tambahkan 16 liter air dan diperas hingga keluar santanya

5. Masukan dalam ember, tutup dan biarkan selama 8 jam hingga bakal minyak dan air terpisah

6. Ambil bakal minyak nya, kemudian masak dalam kuali dengan memakai tungku yang bahan bakarnya kayu agar lebih hemat

7. Masak sampai terbentuk minyak, selama 2,5-3 jam

8. Minyak yang didapat kemudian disaring dengan kertas saring sebanyak 2-3 kali agar minyak yang didapat jernih dan bersih

9. Minyak yang didapat , kemudian di kemas dalam botol minyak.

Dengan cara sederhana ini dari 8 kg parutan kelapa dihasilkan 1,3 liter minyak.

Pembuatan minyak cara kedua yaitu dengan penambahan enzim bromelin. Secara teknik pembuatan minyak dengan metode ini tidak begitu berbeda dengan cara sederhana, hanya pada metoda ini adanya penambahan enzim bromelin pada santan hasil parutan. Enzim bromelin dapat diperoleh daru sari buah nenas 50 ml/kg parutan kelapa.

Metoda pembuatanya adalah sebagai berikut:

1. Pilih kelapa yang tua dan segar

2. Daging kelapa diparut

3. Timbang 8 kg kelapa parutan

4. Tambahkan 16 liter air dan diperas hingga keluar santanya

5. Siapkan nenas yang sudah matang dan dikupas kulitnya dan dibuang matanya

6. Parut nenas hingga terbentuk parutan nenas, kemudian diperas dengan di saring (tidak ada penambahan air) hingga diperoleh sari buah nenas

7. Tambahkan kedalam santan dan aduk hingga rata

8. Masukan dalam ember, tutup dan biarkan selama 3 jam hingga bakal minyak dan air terpisah

9. Ambil bakal minyak nya, kemudian masak dalam kuali dengan memakai tungku yang bahan bakarnya kayu agar lebih hemat

10. Masak sampai terbentuk minyak, selama 2,5-3 jam

11. Minyak yang didapat kemudian disaring dengan kertas saring sebanyak 2-3 kali agar minyak yang didapat jernih dan bersih

10. Minyak yang didapat , kemudian di kemas dalam botol minyak

8 kg parutan kelapa dapat menghasilkan 1,8 liter minyak, waktu yang di butuhkan untuk memisahkan bakal minyak dengan air adalah tiga jam, dan untuk men dapatkan minyak hanya dibutuhkan waktu 2,5-5 jam untuk memanaskan bakal minyak tersebut.

Pembuatan minyak dengan cara ketiga adalah dengan penambahan cuka dapur (CH3COOH,25%), Secara teknik pembuatan minyak dengan metode ini tidak begitu berbeda dengan cara sederhana dan metode penambahan enzim bromelin, hanya pada metoda ini adanya penambahan cuka dapur pada santan hasil parutan. Cuka dapur yang di butuhkan adalah 15 ml/1 kg parutan kelapa.

Metoda pembuatanya adalah sebagai berikut:

1. Pilih kelapa yang tua dan segar

2. Daging kelapa diparut

3. Timbang 8 kg kelapa parutan

4. Tambahkan 16 liter air dan diperas hingga keluar santanya

5. Tambahkan cuka dapur (25%) sebanyak 120 ml dan aduk hingga rata

6. Masukan dalam ember, tutup dan biarkan selama 3 jam hingga bakal minyak dan air terpisah

7. Ambil bakal minyak nya, kemudian masak dalam kuali dengan memakai tungku yang bahan bakarnya kayu agar lebih hemat

8. Masak sampai terbentuk minyak, selama 2,5-3 jam

9. Minyak yang didapat kemudian disaring dengan kertas saring sebanyak 2-3 kali agar minyak yang didapat jernih dan bersih

10. Minyak yang didapat , kemudian di kemas dalam botol minyak

Dengan cara ini dari 8 kg parutan kelapa juga dihasilkan 1,8 liter minyak, waktu yang di butuhkan untuk memisahkan bakal minyak dengan air juga tiga jam, dan untuk mendapatkan minyak juga dibutuhkan waktu 2,5-3 jam untuk memanaskan bakal minyak tsb.

2.3 Nilai Gizi Minyak Kelapa

Minyak kelapa mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam lemak yaitu A, D, E dan K serta pro-vitamin A (karoten) vitamin ini sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolism tubuh. Di samping itu minyak kelapa mengandung sejumlah asam lemak jenuh yaitu asam laurat, asam miristat,asam palmitat, asam kaprilat,asam kaprat,asam strearat,dan asam koprat. Sedangkan asam lemak tak jenuh adalah oleat atau omega-9 dan linoleat atau omega-6. Berdasarkan komposisi asam-asam lemak tersebut minyak kelapa mengandung asam lemak rantai medium yang tinggi.

Minyak kelapa meiliki efek kesehatan yang sama dengan Air Susu Ibu (ASI), karena asam laurat yang merupakan asam lemak dominan pada kelapa apabila dikonsumsi, dalam tubuh manusia akan diubah menjadi monolaurin. Monolaurin bersifat antivirus, antibakteri dan anti protozoa. Hasil penelitian membuktikan bahwa monolaurin dapat merusak membran lipida (lapisan pembungkus) virus di antaranya virus HIV, influenza, dan cytomelagovirus. .

Minyak kelapa ternyata juga dapat mencegah kaker usus besar, payudara dan prostat. Riset membuktikan bahwa 33% orang yang mengkonsumsi minyak jagung menderita kanker usus, sedangkan yang mengkonsumsi minyak kelapa 3% menderita kanker usus.

Adapun manfaat minyak kelapa yang lainya adalah:

1. Mengurangi resiko arterosklerosis .
2. Menurunkan resiko kanker .
3. Membantu mencegah infeksi virus .
4. Menjaga sistem kekebalan tubuh .
5. Membantu mencegah osteoporosis .
6. Membantu mengontrol diabetes .
7. Memulihkan kembali kehilangan berat badan .
8. Menyediakan sumber energi dengan cepat .

BAB III

PENUTUP

Dalam bab ini akan di jelaskan kesimpulan dan saran.

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada Bab II dapat disimpulkan bahwa:

1. Minyak goreng dari kelapa lebih sehat dibandin denga minyak sayur lainya, karena minyak sayur mengandung asam laurat yang setara dengan air susu ibu dan asam kaprat, kedua asam ini berkhasiat sebagai anti virus, bakteri, dan mikroorganisme lainya.

2. Cara pembuatan minyak kelapa dengan metode penambahan enzim bromelin dan penambahan asam cuka lebih menguntungkan dari pada cara sederhana. Karena, Dengan metode penambahan enzim bromelin dan penambahan asam cuka hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat yaitu hanya 3 jam untuk memisahkan bakal minyak dengan air yang ada pada santan. Sedangkan dengan cara sederhana membutuhkan waktu sekitar 8 jam.

3. Minyak goreng dari kelapa banyak mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti vitamin A, D, E, dan K, dibanding minyak sayur lainya

3.2. Saran

Berdasarkan isi dari makalah ini saya ingin memberikan saran, bahwa:

  1. Memasak minyak dari kelapa lebih baik dengan metode penambahan enzim bromelin dan penambahan asam cuka, karena lebih cepat.
  2. Seharusnya masyarakat segera beralih ke minyak kelapa, karena lebih sehat banyak mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti vitamin A, D, E, dan K, dibanding minyak sayur lainya.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumbar.2009. Pembuatan Minyak Kelapa.

sumbar.litbang.deptan.go.id/index.PHP.21 mei 2009

www .ntfp. or id/index2 .PHP. 30 mei 2009

laporan kuliah lapangan_urticaceae

I. PENDAHULUAN

Hutan merupakan sumber daya alam dan komponen lingkungan hidup yang amat penting. Disamping sebagai pelindung tata air, dan iklim, hutan merupakan persekutuan hidup suatu ekosistem yang sering disebut dengan ekosistem hutan, dimana didalamnya terdiri dari flora dan fauna (Benson, 1975). Menurut Dutta (1968) bahwa hutan merupakan suatu komunitas tumbuhan yang didominasi oleh pohon-pohonan dan berbagai vegetasi berkayu lainya yang menempati suatu habitat.

Dalam hutan terdapat bermacam-macam kehidupan baik tumbuhan maupun hewan yang memegang peranan sangat penting bagi kehidupan dan ilmu pengetahuan. Hutan Indonesia selain mempunyai dan memiliki tumbuhan yang bernilai ekonomi tinggi, juga memiliki nilai ekonomis tinggi, juga mempunyai tumbuh-tumbuhan langka atau yang sudah terancam kepunahanya baik yang sudah dilindungi oleh Undang-undang atau belum (Benson, 1975).

Hutan di Provinsi Sumatera Barat memiliki kawasan pelestarian yang sangat luas. Menurut Dinas Kehutanan (Dishut) provinsi Sumatera Barat (Sumbar) total luas hutan di Sumatera Barat mencapai 2.600.286 hectare yang terdiri dari Hutan suaka alam dan wisata, Hutan Produksi Tetap (HPT), Hutan Produksi Konversi (HPK), Hutan Lindung (HL), dan areal penggunaan lain. Salah satunya adalah kawasan hutan Jorong Bancah Kanagarian Maninjau Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Sumatera Barat (Oktavia, 2009).

Kuliah lapangan yang telah dilakukan bertempat di Jorong Bancah, Kenagarian Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Daerah ini berada sekitar 10 km dari utara Kota Lubuk Basung, dengan ketinggian sekitar 450-500 mdpl dan berada di sekitar danau Maninjau. Diadakannya kuliah lapangan Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi agar praktikan lebih mengenali karakter spesifik dari suatu tumbuhan. Sebelumnya praktikan hanya mengetahui dari buku dan melalui praktikum, sehingga praktikan dapat mengetahui jenis-jenis tumbuhan dan bisa dikoleksi secara langsung di lapangan. Tempat ini dipilih karena hutannya masih asli, memiliki jenis tumbuhan yang sangat beragam, dan daerah tersebut merupakan daerah yang dijadikan sebagai hutan pelestarian. Hutan yang berada di Jorong Bancah terletak dekat dengan pemukiman penduduk dan memiliki banyak jenis tumbuh–tumbuhan yang belum diketahui jenisnya. Salah satu famili yang banyak ditemukan disini adalah famili Urticaceae (jelatang jelatangan).

Laporan ini memuat beberapa famili dengan berbagai macam spesies-spesies yang telah ditemukan di lokasi kuliah lapangan. Dari berbagai famili yang didapatkan, akan dibahas satu famili yang telah ditentukan secara lengkap dan terperinci, yaitu famili urticaceae. Famili Urticaceae termasuk dalam ordo Urticales dan sub kelas Hammamelidae serta kelas Magnoliopsida.

Urticaceae (jelatang-jelatangan) adalah famili yang memiliki karakter spesifik yaitu herba atau setengah perdu, memanjat atau liana, kadang pohon kecil berkayu lunak, sering dilengkapi dengan rambut–rambut jelatang, tidak bergetah. Sedangkan deskripsi dari Urticaceae sendiri adalah perdu pohon. Daun berhadapan atau tersebar, umumnya dengan stipula dan dilengkapi dengan rambut kelenjer. Bunga kecil, dalam simosa atau kapitulum atau tereduksi menjadi bunga tunggal; umumnya uniseksual, aktinomorf, sangat tereduksi; dioseus; calix 4-5, lepas atau bersatu, atau tidak ada; corolla tidak ada; bunga jantan dengan stamen jumlahnya sebanyak lembar corolla, letaknya berhadapan dengan calix, filament melengkung ke dalam ketika kuncup dan ketika antesis melengkung keluar secara elastis melepaskan pollen dengan serentak; bunga betina dengan 1 pistilum, 1 bakal buah yang superus, 1 ruang, 1 bakal biji, kadang–kadang terdapat staminodia berbentuk sisik berhadapan dengan corolla. Buah achene atau drupa; biji dengan embrio yang tegak, spatulata dikelilingi endosperm yang berminyak atau berpati biasanya tidak berendosperm (Syamsuardi, dkk, 2006)

Distribusi atau penyebaran dari Famili ini adalah mempunyai 47 marga dan sekitar 2600 jenis, tersebar didaerah tropis dan subtropics, marga yang terbesar adalah Elatostema ( 350 jenis ). Pada system APG II Genus terbesar adalah Pilea (500 sampai 715 spesies), Elatostema (300 spesies), Urtica (80 jenis), dan Cecropia (75 spesies). Contoh dan manfaat Urticaceae bagi kehidupan manusia yaitu terdiri dari Genus yang paling terkenal pada famili ini adalah Laportea karena mempunyai rambut jelatang pada daunnya. Boehmeria nivea Gaudich. (rami) bahan dasar pembuat tali rami; Elatostema repens (Lour) Hall banyak ditanam sebagai tanaman hias; Laportea stimulan Miq. (Jilatang api), Laportea sinuata, batangnya digunakan sebagai kayu bakar, daun dan akarnya digunakan untuk mengobati kebutaan, Laportea sinuata (jilatang niru); Pilea microphylla (katumpangan), dicampur dengan sedikit bawang putih dan garam, tanaman ini digunakan untuk mengobati luka pada perut anak bayi; Pilea melastomoides Blume, daunnya beraroma dan digunakan sebagai bumbu masakan. Pada Urtica ini ternyata juga sangat efisien dalam penyaringan dari logam, mineral dan limbah bahan dari kejangkitan air, penyimpanan bahan ini dalam tanaman serat dan pembersihan air. It is an excellent candidate for organic waste treatment and detoxification systems. Ia adalah calon yang sangat baik untuk sampah organik dan perawatan sistem detoxification. (Syamsuardi, dkk, 2006)

Pada daun famili Urticaceae terdapat trikom yang berkelenjar (rambut- rambut jelatang). Apabila tersentuh oleh kulit akan menyebabkan iritasi kulit berupa gatal-gatal dan menimbulkan bercak merah pada kulit.

Many of the materials it collects can be recovered afterward from the dead plant matter.Untuk hubungan kekerabatan famili ini berkerabat dekat dengan Ulmaceae, Cannabinaceae dan Moraceae dan merupakan famili yang sering berevolusi dalam ordo Urticales terlihat pada keberadaan carpel kedua yang sama sekali sudah hilang, terjadinya penyeringan dalam bakal biji dari posisi terminal hingga basal dan perkembangan pada habit; herbaceous menjadi arborescent. (Syamsuardi, dkk, 2006)

Kegiatan kuliah Lapangan yang diadakan di Jorong Bancah Kanagarian Maninjau Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam Sumatera Barat ini bertujuan untuk melihat, mengamati dan meneliti ciri khas atau karakter spesifik dari berbagai jenis tanaman dan distribusinya di Jorong Bancah termasuk salah satunya adalah Famili Urticaceae.

II. PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN

2. 1 Waktu Dan Tempat

Kuliah Lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 24-25 April 2009, Jorong Bancah, Kenagarian Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kemudian dilanjutkan di Herbarium Universitas Andalas (ANDA).

2. 2 Alat dan Bahan

2. 2. 1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam Kuliah Lapangan ini adalah gunting tanaman, karung plastik, plastik ukuran 2 kg, plastik ukuran 5 kg, plastik ukuran 50 kg, karet gelang, label gantung, parang, tali rafia, lakban, alat tulis, spidol permanen, jarum, benang, kardus bekas, oven, kertas mounting, dan kertas label.

2. 2. 2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah kertas koran, lem dan spritus.

2. 3 Material yang digunakan

Spesimen koleksi sendiri dan spesimen dari kelompok lain yang sefamili dengan yang ditugaskan.

2. 4 Metode yang digunakan

Kuliah Lapangan ini menggunakan metoda survey dan koleksi langsung di lapangan.

2. 5 Cara Kerja

2. 5. 1 Di Lapangan

Disiapkan alat-alat yang diperlukan sebelum melakukan pengambilan sampel di lapangan. Pengambilan sampel dilakukan terhadap tanaman tingkat tinggi dan bukan tanaman budidaya. Diambil sampel lengkap dengan organ generatifnya sepanjang 30 cm dan diambil tiga rangkap. Apabila pada sampel yang ditemukan mempunyai buah atau organ yang lunak atau mudah lepas dari tangkainya, sebaiknya sampel tersebut dipisahkan dan dimasukkan ke dalam plastik dengan ukuran yang sesuai. Untuk tanaman herba, diambil hingga ke bagian akarnya. Sampel-sampel yang didapat, dipisahkan untuk tiap jenisnya. Dicari nama famili atau nama jenis dari tumbuhan yang didapat dan diberi label gantung dan nomor koleksi. Masing-masing jenis dilipat dan ditutupi dengan koran lalu disusun dalam plastik 50 kg dan diberi spritus, lalu plastik diberi lakban agar tertutup rapat. Lalu disusun kembali di dalam karung dan diberi label, untuk dilanjutkan pengerjaannya diherbarium.

2. 5. 2 Di Herbarium

Semua koleksi dari lapangan dilakukan pengeringan di herbarium. Sebelum dimasukkan ke tempat pengeringan, spesimen disusun dalam apitan kertas kardus satu per satu dengan susunan sebagai berikut: kardus – spesimen – kardus – spesimen, dan seterusnya, sampai jumlah secukupnya. Susunan ini diikat dengan tali rafia sehingga spesimen terapit dengan rata. Kemudian dimasukkan ke tempat pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan oven dengan suhu 70o – 80o C selama 46 – 48 jam. Lama pengeringan tergantung pada jenis tumbuhannya.

Setelah itu spesimen diidentifikasi ulang, dan kemudian direkatkan atau dijahitkan pada kertas karton putih licin dan dilengkapi dengan label disebelah kanan bawah kertas. Kemudian semua spesimen dikelompokkan menurut famili atau tingkatan taksonnya dan disimpan pada tempat yang telah disediakan (herbarium), maka spesimen menjadi material ilmiah yang dapat digunakan untuk penelitian ilmiah.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Dari kuliah lapangan yang telah dilaksanakan didapatkan hasil seperti yang tertera pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Jenis tumbuhan yang didapatkan pada kuliah lapangan Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi di Jorong Bancah, Kenagarian Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Propinsi Sumbar.

No

Famili

Spesies

No.Coll

Keterangan

1

Acanthaceae

Justicia betonica L.

24

Herba, fl. Green (2)

2

Amaranthaceae

Achyranthes aspera L.

34

Herbaceus (2)

3

Araliaceae

Scefflera heterophyla Hamrs.

13

Pohon, fr kuning masak (2)

4

Asteraceae

Adenanthera sesliolia L.

Clibadium surinamense L.

Emilia sonchifolia L.

Gynura crepidioedes Benth.

Mikania micranta H.B.K.

20

7

6

25

3

Perdu, fl putih

Perdu, fl putih (3)

Perdu, Fl ungu (2)

Perdu, fl putih (3)

Herba, fl putih, stem repent (3)

5

Campanulaceae

Isotoma longiflora Presl.

2

Herba, fr putih (3)

6

Euphorbiacea

Antidesma velutinosum BR.

17

Pohon, fr hijau (3)

7

Gesneriaceae

Achimenes grandiflora DC.

22

Herba, fl violet purple (3)

8

Graminae

Panicum colonium L.

44

Calmus, fl hijau muda (3)

9

Lauraceae

Cinnamomum burmanii BL.

1

Pohon, fr hijau, beraroma, fl putih (3)

10

Leeaceae

Leea indica Merr.

38

Perdu, fl putih kehijauan (3)

11

Leguminosae

Mucuna pruriens DC.

42

Perdu, fl violet (3)

12

Melastomataceae

Clidemia hirta Don.

Melastoma malabathricum L.

10

4

Perdu, fl putih (2)

Perdu, fl merah muda (3)

13

Moraceae

Artocarpus heterophyllus Lam.

Ficus annulata BL.

Ficus racemosa L.

32

28

14

Pohon

Pohon, fr hijau (3)

Pohon, fr orange (2)

14

Myristicaceae

Myristica fragrans L.

16

Pohon, fl kuning coklat , fr cream (3)

15

Myrtaceae

Eucalyptus corymbosa Mith.

39

Pohon, fl white (3)

16

Orchidaceae

Calanthae veratrifolia R.B.R.

Eulopia sp.

15

45

Perdu, fl white (2)

Herba, fl putih, batang putih (2)

17

Piperaceae

Piper cranium BL.

30

Perdu, fl green

18

Rubiaceae

Coffea robusta Linden.

9

Pohon, fr red (3)

19

Rutaceae

Clausena excavata Burm.

41

Perdu, fl hijau, fr putih kemerah-merahan (1)

20

Saurauiaceae

Saurauia bracteosa DC.

11

Pohon, fl white (2)

21

Urticaceae

Boehmeria glomerulifera Miq.

Elatostema cuneatum Wight.

Elatostema sesquiolium Reinw.

Leucosyke sumatrana Miq.

Villebrunea rubescens BL.

43

23

21

43

29

Perdu, fl putih (2)

Herba, fl green (2)

Perdu, fl white (3)

Perdu, daun atas hijau, daun bawah putih (3)

Perdu, fl white (3)

22

Verbenaceae

Lantana camara L.

37

Perdu, fl merah, beraroma (2)

23

Zingiberaceae

Globa pendula Roxb.

12

Herba, fl.yellow (2)

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa didapat 27 famili dengan 35 jenis. Famili yang didapatkan antara lain: Acanthaceae, Amaranthaceae, Araliaceae, Asterasceae, Campanulaceae, Euphorbiaceae, Gesneriaceae, Graminae, Lauraceae, Leguminosae, Leeaceae, Moraceae, Myristicaceae, Myrtaceae, Orchidaceae, Piperaceae, Rubiaceae, Rutaceae, Saurauiaceae, Urticaceae, Verbenaceae, Zingiberaceae.

Dari hasil yang didapatkan, terlihat bahwa famili dengan jenis yang paling banyak ditemukan adalah Urticaceae dan Asteraceae. Urticaceae yang didapatkan ada 5 jenis, yaitu Elatostema cuneatum Wight.; Elastostema sesquilifolium Reinw. ; Leucosyke sumatrana Reinw.; Boehmeria glomerulifera Miq.; Villebrunea rubescens BL. Asteraceae yang didapatkan ada 5 jenis juga, yaitu Adenanthera sesliolia; Clibadium surinamense L.; Emilia sonchifolia L.; Gynura crepidioedes Benth.; Mikania micranta H.B.K.

Famili Urticaceae dan Asteraceae ini banyak ditemukan di tepi sungai, di perbukitan, dan hutan di jorong bancah kenagarian maninjau. Karena daerah ini masih alami, sehingga famili ini banyak ditemukan, dan kemungkinan juga daerah ini merupakan daerah pelestarian tumbuhan, sehingga famili-famili ini bisa berkembang.

3.2 Monograf

3.2.1. Elatostema cuneatum Wight.

Backer, C. A. and Van Den Brink Jr, R.C.B. 1965. Flora of Java (Spermatophytes only) VOL II. Rijksherbarium: Netherland. Hal 44.

Herba dioceus,. Akar tunggang. Batang: bulat, tinggi 2.5-5 cm, tegak. Daun: alternatus, petiolus pendek 0-1 mm; lamina rhomboideus. 1-3.5 x 0.5-1.5 cm, tipis, permukaan abaxial pubescens, permukaan adaxial strigose; nervatio menyirip, margin crenatus, apex acutus, basis obtusus; Stipula: ovalis, apex acutus, basis obovatus. Bunga: majemuk axilaris capitulum, brachtea triangularis, brachteola spatulatus – linear.

Deskripsi ini di buat berdasarkan spesimen berikut: Sumatera Barat, Kabupaten Agam, Kec. Tanjung Raya, Kenagarian Maninjau, Jorong Bancah. 450-500 mdpl. 24-26 April, 2009. Ryki, Ayu, Nila, Ilham, Mida, dan Adek. 23 (ANDA, fl); Nila, Rina, Ravel, Dya, Elvi, Uci. 8 (ANDA, fl); Heru, Nurul, Amy, Nofa, khairul, Shinta. 13 (ANDA, fl).

Penyebaran jenis : Jepang, Korea, India, Indonesia, Laos, Malaysia.

Lingkungan tempat tumbuh : ditemukan di daerah dataran rendah, sampai sedang sampai ketinggian 1200-1400 m.

Pengenalan jenis: herba, daun alternatus dan kecil, mempunyai rambut jilatang (trikom). Mempunyai stipula kecil yang persisten.

Gambar 1. Elatostema cuneatum Wight.

Spesimen : Ryki, Mida, Ayu, Nila, Ilham, Adek. 23 (ANDA, fl)

3.2.2. Leucosyke sumatrana Miq.

Backer, C. A. and Van Den Brink Jr, R.C.B. 1965. Flora of Java (Spermatophytes only) VOL II. Rijksherbarium: Netherland. Hal 50; Van Balgooy, M. M. J. 1997. Malesian Seed Plant vol.I. leyden. Hal 285; Van Balgooy, M. M. J. 1997. Malesian Seed Plant vol.II. leyden. Hal 70-71, 91,127.

Perdu dioceus. Akar tunggang. Batang: tegak, tinggi 1-1.5 m, bulat. Daun: alternatus, mempunyai trikom, memiliki stipula, petiolus 3-4 cm; lamina: ovalis, tidak sama besar, 5-10 x 12-20 cm, permukaan atas bewarna hijau, permukaan bawah bewarna putih, margin crenatus – seratus, apex acutus, basis acuminatus, triplenervis. Bunga: makjemuk bonggol, axilaris.

Deskripsi ini di buat berdasarkan spesimen berikut: Sumatera Barat, Kab. Agam, Kec. Tanjung Raya, Kenagarian Maninjau, Jorong Bancah. 450-500 mdpl. 24-26 April, 2009. Ryki, Ayu, Nila, Ilham, Mida, dan Adek. 43(ANDA, fl); Heru, Nurul, Amy, Nofa, khairul, dan Shinta. 38 (ANDA, fl); Nadia, Dwinda, Weni, dan Widia. 14(ANDA, fl); Bobi, Elin, Yati, Vio, dan Aini. 21(ANDA, fl).

Penyebaran jenis: Berdasarkan spesimen-spesimen yang telah diperoleh sebelumya di Herbarium Universitas Andalas, Jenis ini banyak terdapat di: Kabupaten Agam, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan dan kabupaten lainya yang ada di Sumatera Barat.

Lingkungan tempat tumbuh : ditemukan di daerah dataran rendah, sampai sedang sampai ketinggian 1200-1400 mdpl.

Pengenalan jenis: Daun alternatus, mempunyai 3 tulang ibu daun (triplenervis), daun bagian atas bewarna hijau, daun bagian bawah bewarna putih, mempunyai stipula yang persisten, bunga majemuk bonggol.

Gambar 2. Leucosyke sumaterana Reinw.

Spesimen : Ryki, Mida, Ayu, Nila, Ilham, Adek. 43 (ANDA, fl)

3.2.3. Elatostema sesquiolium Reinw.

Backer, C. A. and Van Den Brink Jr, R.C.B. 1965. Flora of Java (Spermatophytes only) VOL II. Rijksherbarium: Netherland Hal 43.

Perdu, tinggi 30-50 cm, Akar tunggang. Batang tegak. Daun alternatus, petiolus pendek 3-5 mm, lamina: lanceolatus- ellipticus, 11-13 x 4-6 cm, margin seratus, apek acuminatus, basis acutus, triplenervis, mempunyai trikom; stipula lanceolatus. Bunga: majemuk capitulum, axilaris.

Deskripsi ini di buat berdasarkan spesimen berikut: Sumatera Barat, Kabupaten Agam, Kecamatan Tanjung Raya, Kenagarian Maninjau, Jorong Bancah. 450-500 mdpl. 24-26 April, 2009. Ryki, Ayu, Nila, Ilham, Mida, dan Adek 21(ANDA, fl); Heru, Nurul, Amy, Nofa, khairul, dan Shinta. 19(ANDA, fl).

Penyebaran jenis: Kab. Agam, Kab. 50 kota, Kab. Tanah datar, dan kabupaten lainya di Sumatera.

Lingkungan tempat tumbuh : ditemukan di daerah dataran rendah, sampai sedang sampai ketinggian 1200-1400 mdpl.

Pengenalan jenis: Daun alternatus, mempunyai 3 tulang ibu daun (triplenervis), mempunyai stipula, mempunyai rambut-rambut jilatang(trikom), petiolusnya pendek.

Gambar 3. Elastostema sesquilifolium Reinw.

Spesimen : Ryki, Mida, Ayu, Nila, Ilham, Adek. 21 (ANDA, fl)

IV. KESIMPULAN

Dari kuliah lapangan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Didapatkan 23 famili dengan 35 jenis. Famili yang didapatkan antara lain: Famili yang didapatkan antara lain: Acantaceae, Amaranthaceae, Araliaceae, Asterasceae, Campanulaceae, Euphorbiaceae, Gesneriaceae, Graminae, Lauraceae, Laeguminosae, Leeaceae, Moraceae, Myristicaceae, Myrtaceae, Orchidaceae, Piperaceae, Rubiaceae, Rutaceae, Saurauiaceae, Urticaceae, Verbenaceae, Zingiberaceae.

2. Dari famili yang didapatkan, famili yang paling banyak jenisnya ditemukan adalah Urticaceae dan Asteraceae.

3. Urticaceae yang didapatkan ada 5 jenis, yaitu Elatostema cuneatum Wight.; Elastostema sesquilifolium Reinw. ; Leucosyke sumatrana Reinw.; Boehmeria glomerulifera Miq.; Villebrunea rubescens BL.

4. Asteraceae yang didapatkan ada 5 jenis juga, yaitu Adenanthera sesliolia; Clibadium surinamense L.; Emilia sonchifolia L.; Gynura crepidioedes Benth.; dan Mikania micranta H.B.K.

5. Jenis Urticaceae yang dibuat monograf adalah Elatostema cuneatum Wight.; Elastostema sesquilifolium Reinw. dan Leucosyke sumatrana Reinw.

DAFTAR PUSTAKA

Backer, C. A. and Van Den Brink Jr, R.C.B. 1965. Flora of Java (Spermatophytes only) VOL II. Rijksherbarium: Netherland.

Benson, L. 1975. Plant Classification. D.C. Heath and Company. Boston

Dutta, A. C. 1968. Botany for Degree Student. Second Edition. Oxford University Press.

Oktavia, Hendri. 2009. Dishut Sumbar Lakukan Pengamanan Hutan Berbasis Nagari . http//: m.antara-sumbar.com/ /html. 15 Juni 2009.

Ridley, H. N. 1967. The Flora of Malay Peninsula, Vol II. A. Ashor & Co. Amsterdam-Holland.

Syamsuardi, Tamin, Rusjdi, dan Nurainas. 2006. Modul Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi, jurusan biologi. Universitas Andalas: Padang.

Van Balgooy, M. M. J. 1997. Malesian Seed Plant vol.I. leyden.

Van Balgooy, M. M. J. 1997. Malesian Seed Plant vol II. leyden.

Gambar 1. Elatostema cuneatum Wight.

Spesimen : Ryki, Mida, Ayu, Nila, Ilham, Adek. 23 (ANDA, fl)

Gambar 2. Leucosyke sumaterana Reinw

Spesimen : Ryki, Mida, Ayu, Nila, Ilham, Adek. 43 (ANDA, fl)

Gambar 3. Elastostema sesquilifolium Reinw

Spesimen : Ryki, Mida, Ayu, Nila, Ilham, Adek. 21 (ANDA, fl)