Kamis, 13 Agustus 2009

laporan kuliah lapangan_urticaceae

I. PENDAHULUAN

Hutan merupakan sumber daya alam dan komponen lingkungan hidup yang amat penting. Disamping sebagai pelindung tata air, dan iklim, hutan merupakan persekutuan hidup suatu ekosistem yang sering disebut dengan ekosistem hutan, dimana didalamnya terdiri dari flora dan fauna (Benson, 1975). Menurut Dutta (1968) bahwa hutan merupakan suatu komunitas tumbuhan yang didominasi oleh pohon-pohonan dan berbagai vegetasi berkayu lainya yang menempati suatu habitat.

Dalam hutan terdapat bermacam-macam kehidupan baik tumbuhan maupun hewan yang memegang peranan sangat penting bagi kehidupan dan ilmu pengetahuan. Hutan Indonesia selain mempunyai dan memiliki tumbuhan yang bernilai ekonomi tinggi, juga memiliki nilai ekonomis tinggi, juga mempunyai tumbuh-tumbuhan langka atau yang sudah terancam kepunahanya baik yang sudah dilindungi oleh Undang-undang atau belum (Benson, 1975).

Hutan di Provinsi Sumatera Barat memiliki kawasan pelestarian yang sangat luas. Menurut Dinas Kehutanan (Dishut) provinsi Sumatera Barat (Sumbar) total luas hutan di Sumatera Barat mencapai 2.600.286 hectare yang terdiri dari Hutan suaka alam dan wisata, Hutan Produksi Tetap (HPT), Hutan Produksi Konversi (HPK), Hutan Lindung (HL), dan areal penggunaan lain. Salah satunya adalah kawasan hutan Jorong Bancah Kanagarian Maninjau Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Sumatera Barat (Oktavia, 2009).

Kuliah lapangan yang telah dilakukan bertempat di Jorong Bancah, Kenagarian Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Daerah ini berada sekitar 10 km dari utara Kota Lubuk Basung, dengan ketinggian sekitar 450-500 mdpl dan berada di sekitar danau Maninjau. Diadakannya kuliah lapangan Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi agar praktikan lebih mengenali karakter spesifik dari suatu tumbuhan. Sebelumnya praktikan hanya mengetahui dari buku dan melalui praktikum, sehingga praktikan dapat mengetahui jenis-jenis tumbuhan dan bisa dikoleksi secara langsung di lapangan. Tempat ini dipilih karena hutannya masih asli, memiliki jenis tumbuhan yang sangat beragam, dan daerah tersebut merupakan daerah yang dijadikan sebagai hutan pelestarian. Hutan yang berada di Jorong Bancah terletak dekat dengan pemukiman penduduk dan memiliki banyak jenis tumbuh–tumbuhan yang belum diketahui jenisnya. Salah satu famili yang banyak ditemukan disini adalah famili Urticaceae (jelatang jelatangan).

Laporan ini memuat beberapa famili dengan berbagai macam spesies-spesies yang telah ditemukan di lokasi kuliah lapangan. Dari berbagai famili yang didapatkan, akan dibahas satu famili yang telah ditentukan secara lengkap dan terperinci, yaitu famili urticaceae. Famili Urticaceae termasuk dalam ordo Urticales dan sub kelas Hammamelidae serta kelas Magnoliopsida.

Urticaceae (jelatang-jelatangan) adalah famili yang memiliki karakter spesifik yaitu herba atau setengah perdu, memanjat atau liana, kadang pohon kecil berkayu lunak, sering dilengkapi dengan rambut–rambut jelatang, tidak bergetah. Sedangkan deskripsi dari Urticaceae sendiri adalah perdu pohon. Daun berhadapan atau tersebar, umumnya dengan stipula dan dilengkapi dengan rambut kelenjer. Bunga kecil, dalam simosa atau kapitulum atau tereduksi menjadi bunga tunggal; umumnya uniseksual, aktinomorf, sangat tereduksi; dioseus; calix 4-5, lepas atau bersatu, atau tidak ada; corolla tidak ada; bunga jantan dengan stamen jumlahnya sebanyak lembar corolla, letaknya berhadapan dengan calix, filament melengkung ke dalam ketika kuncup dan ketika antesis melengkung keluar secara elastis melepaskan pollen dengan serentak; bunga betina dengan 1 pistilum, 1 bakal buah yang superus, 1 ruang, 1 bakal biji, kadang–kadang terdapat staminodia berbentuk sisik berhadapan dengan corolla. Buah achene atau drupa; biji dengan embrio yang tegak, spatulata dikelilingi endosperm yang berminyak atau berpati biasanya tidak berendosperm (Syamsuardi, dkk, 2006)

Distribusi atau penyebaran dari Famili ini adalah mempunyai 47 marga dan sekitar 2600 jenis, tersebar didaerah tropis dan subtropics, marga yang terbesar adalah Elatostema ( 350 jenis ). Pada system APG II Genus terbesar adalah Pilea (500 sampai 715 spesies), Elatostema (300 spesies), Urtica (80 jenis), dan Cecropia (75 spesies). Contoh dan manfaat Urticaceae bagi kehidupan manusia yaitu terdiri dari Genus yang paling terkenal pada famili ini adalah Laportea karena mempunyai rambut jelatang pada daunnya. Boehmeria nivea Gaudich. (rami) bahan dasar pembuat tali rami; Elatostema repens (Lour) Hall banyak ditanam sebagai tanaman hias; Laportea stimulan Miq. (Jilatang api), Laportea sinuata, batangnya digunakan sebagai kayu bakar, daun dan akarnya digunakan untuk mengobati kebutaan, Laportea sinuata (jilatang niru); Pilea microphylla (katumpangan), dicampur dengan sedikit bawang putih dan garam, tanaman ini digunakan untuk mengobati luka pada perut anak bayi; Pilea melastomoides Blume, daunnya beraroma dan digunakan sebagai bumbu masakan. Pada Urtica ini ternyata juga sangat efisien dalam penyaringan dari logam, mineral dan limbah bahan dari kejangkitan air, penyimpanan bahan ini dalam tanaman serat dan pembersihan air. It is an excellent candidate for organic waste treatment and detoxification systems. Ia adalah calon yang sangat baik untuk sampah organik dan perawatan sistem detoxification. (Syamsuardi, dkk, 2006)

Pada daun famili Urticaceae terdapat trikom yang berkelenjar (rambut- rambut jelatang). Apabila tersentuh oleh kulit akan menyebabkan iritasi kulit berupa gatal-gatal dan menimbulkan bercak merah pada kulit.

Many of the materials it collects can be recovered afterward from the dead plant matter.Untuk hubungan kekerabatan famili ini berkerabat dekat dengan Ulmaceae, Cannabinaceae dan Moraceae dan merupakan famili yang sering berevolusi dalam ordo Urticales terlihat pada keberadaan carpel kedua yang sama sekali sudah hilang, terjadinya penyeringan dalam bakal biji dari posisi terminal hingga basal dan perkembangan pada habit; herbaceous menjadi arborescent. (Syamsuardi, dkk, 2006)

Kegiatan kuliah Lapangan yang diadakan di Jorong Bancah Kanagarian Maninjau Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam Sumatera Barat ini bertujuan untuk melihat, mengamati dan meneliti ciri khas atau karakter spesifik dari berbagai jenis tanaman dan distribusinya di Jorong Bancah termasuk salah satunya adalah Famili Urticaceae.

II. PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN

2. 1 Waktu Dan Tempat

Kuliah Lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 24-25 April 2009, Jorong Bancah, Kenagarian Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kemudian dilanjutkan di Herbarium Universitas Andalas (ANDA).

2. 2 Alat dan Bahan

2. 2. 1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam Kuliah Lapangan ini adalah gunting tanaman, karung plastik, plastik ukuran 2 kg, plastik ukuran 5 kg, plastik ukuran 50 kg, karet gelang, label gantung, parang, tali rafia, lakban, alat tulis, spidol permanen, jarum, benang, kardus bekas, oven, kertas mounting, dan kertas label.

2. 2. 2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah kertas koran, lem dan spritus.

2. 3 Material yang digunakan

Spesimen koleksi sendiri dan spesimen dari kelompok lain yang sefamili dengan yang ditugaskan.

2. 4 Metode yang digunakan

Kuliah Lapangan ini menggunakan metoda survey dan koleksi langsung di lapangan.

2. 5 Cara Kerja

2. 5. 1 Di Lapangan

Disiapkan alat-alat yang diperlukan sebelum melakukan pengambilan sampel di lapangan. Pengambilan sampel dilakukan terhadap tanaman tingkat tinggi dan bukan tanaman budidaya. Diambil sampel lengkap dengan organ generatifnya sepanjang 30 cm dan diambil tiga rangkap. Apabila pada sampel yang ditemukan mempunyai buah atau organ yang lunak atau mudah lepas dari tangkainya, sebaiknya sampel tersebut dipisahkan dan dimasukkan ke dalam plastik dengan ukuran yang sesuai. Untuk tanaman herba, diambil hingga ke bagian akarnya. Sampel-sampel yang didapat, dipisahkan untuk tiap jenisnya. Dicari nama famili atau nama jenis dari tumbuhan yang didapat dan diberi label gantung dan nomor koleksi. Masing-masing jenis dilipat dan ditutupi dengan koran lalu disusun dalam plastik 50 kg dan diberi spritus, lalu plastik diberi lakban agar tertutup rapat. Lalu disusun kembali di dalam karung dan diberi label, untuk dilanjutkan pengerjaannya diherbarium.

2. 5. 2 Di Herbarium

Semua koleksi dari lapangan dilakukan pengeringan di herbarium. Sebelum dimasukkan ke tempat pengeringan, spesimen disusun dalam apitan kertas kardus satu per satu dengan susunan sebagai berikut: kardus – spesimen – kardus – spesimen, dan seterusnya, sampai jumlah secukupnya. Susunan ini diikat dengan tali rafia sehingga spesimen terapit dengan rata. Kemudian dimasukkan ke tempat pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan oven dengan suhu 70o – 80o C selama 46 – 48 jam. Lama pengeringan tergantung pada jenis tumbuhannya.

Setelah itu spesimen diidentifikasi ulang, dan kemudian direkatkan atau dijahitkan pada kertas karton putih licin dan dilengkapi dengan label disebelah kanan bawah kertas. Kemudian semua spesimen dikelompokkan menurut famili atau tingkatan taksonnya dan disimpan pada tempat yang telah disediakan (herbarium), maka spesimen menjadi material ilmiah yang dapat digunakan untuk penelitian ilmiah.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Dari kuliah lapangan yang telah dilaksanakan didapatkan hasil seperti yang tertera pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Jenis tumbuhan yang didapatkan pada kuliah lapangan Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi di Jorong Bancah, Kenagarian Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Propinsi Sumbar.

No

Famili

Spesies

No.Coll

Keterangan

1

Acanthaceae

Justicia betonica L.

24

Herba, fl. Green (2)

2

Amaranthaceae

Achyranthes aspera L.

34

Herbaceus (2)

3

Araliaceae

Scefflera heterophyla Hamrs.

13

Pohon, fr kuning masak (2)

4

Asteraceae

Adenanthera sesliolia L.

Clibadium surinamense L.

Emilia sonchifolia L.

Gynura crepidioedes Benth.

Mikania micranta H.B.K.

20

7

6

25

3

Perdu, fl putih

Perdu, fl putih (3)

Perdu, Fl ungu (2)

Perdu, fl putih (3)

Herba, fl putih, stem repent (3)

5

Campanulaceae

Isotoma longiflora Presl.

2

Herba, fr putih (3)

6

Euphorbiacea

Antidesma velutinosum BR.

17

Pohon, fr hijau (3)

7

Gesneriaceae

Achimenes grandiflora DC.

22

Herba, fl violet purple (3)

8

Graminae

Panicum colonium L.

44

Calmus, fl hijau muda (3)

9

Lauraceae

Cinnamomum burmanii BL.

1

Pohon, fr hijau, beraroma, fl putih (3)

10

Leeaceae

Leea indica Merr.

38

Perdu, fl putih kehijauan (3)

11

Leguminosae

Mucuna pruriens DC.

42

Perdu, fl violet (3)

12

Melastomataceae

Clidemia hirta Don.

Melastoma malabathricum L.

10

4

Perdu, fl putih (2)

Perdu, fl merah muda (3)

13

Moraceae

Artocarpus heterophyllus Lam.

Ficus annulata BL.

Ficus racemosa L.

32

28

14

Pohon

Pohon, fr hijau (3)

Pohon, fr orange (2)

14

Myristicaceae

Myristica fragrans L.

16

Pohon, fl kuning coklat , fr cream (3)

15

Myrtaceae

Eucalyptus corymbosa Mith.

39

Pohon, fl white (3)

16

Orchidaceae

Calanthae veratrifolia R.B.R.

Eulopia sp.

15

45

Perdu, fl white (2)

Herba, fl putih, batang putih (2)

17

Piperaceae

Piper cranium BL.

30

Perdu, fl green

18

Rubiaceae

Coffea robusta Linden.

9

Pohon, fr red (3)

19

Rutaceae

Clausena excavata Burm.

41

Perdu, fl hijau, fr putih kemerah-merahan (1)

20

Saurauiaceae

Saurauia bracteosa DC.

11

Pohon, fl white (2)

21

Urticaceae

Boehmeria glomerulifera Miq.

Elatostema cuneatum Wight.

Elatostema sesquiolium Reinw.

Leucosyke sumatrana Miq.

Villebrunea rubescens BL.

43

23

21

43

29

Perdu, fl putih (2)

Herba, fl green (2)

Perdu, fl white (3)

Perdu, daun atas hijau, daun bawah putih (3)

Perdu, fl white (3)

22

Verbenaceae

Lantana camara L.

37

Perdu, fl merah, beraroma (2)

23

Zingiberaceae

Globa pendula Roxb.

12

Herba, fl.yellow (2)

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa didapat 27 famili dengan 35 jenis. Famili yang didapatkan antara lain: Acanthaceae, Amaranthaceae, Araliaceae, Asterasceae, Campanulaceae, Euphorbiaceae, Gesneriaceae, Graminae, Lauraceae, Leguminosae, Leeaceae, Moraceae, Myristicaceae, Myrtaceae, Orchidaceae, Piperaceae, Rubiaceae, Rutaceae, Saurauiaceae, Urticaceae, Verbenaceae, Zingiberaceae.

Dari hasil yang didapatkan, terlihat bahwa famili dengan jenis yang paling banyak ditemukan adalah Urticaceae dan Asteraceae. Urticaceae yang didapatkan ada 5 jenis, yaitu Elatostema cuneatum Wight.; Elastostema sesquilifolium Reinw. ; Leucosyke sumatrana Reinw.; Boehmeria glomerulifera Miq.; Villebrunea rubescens BL. Asteraceae yang didapatkan ada 5 jenis juga, yaitu Adenanthera sesliolia; Clibadium surinamense L.; Emilia sonchifolia L.; Gynura crepidioedes Benth.; Mikania micranta H.B.K.

Famili Urticaceae dan Asteraceae ini banyak ditemukan di tepi sungai, di perbukitan, dan hutan di jorong bancah kenagarian maninjau. Karena daerah ini masih alami, sehingga famili ini banyak ditemukan, dan kemungkinan juga daerah ini merupakan daerah pelestarian tumbuhan, sehingga famili-famili ini bisa berkembang.

3.2 Monograf

3.2.1. Elatostema cuneatum Wight.

Backer, C. A. and Van Den Brink Jr, R.C.B. 1965. Flora of Java (Spermatophytes only) VOL II. Rijksherbarium: Netherland. Hal 44.

Herba dioceus,. Akar tunggang. Batang: bulat, tinggi 2.5-5 cm, tegak. Daun: alternatus, petiolus pendek 0-1 mm; lamina rhomboideus. 1-3.5 x 0.5-1.5 cm, tipis, permukaan abaxial pubescens, permukaan adaxial strigose; nervatio menyirip, margin crenatus, apex acutus, basis obtusus; Stipula: ovalis, apex acutus, basis obovatus. Bunga: majemuk axilaris capitulum, brachtea triangularis, brachteola spatulatus – linear.

Deskripsi ini di buat berdasarkan spesimen berikut: Sumatera Barat, Kabupaten Agam, Kec. Tanjung Raya, Kenagarian Maninjau, Jorong Bancah. 450-500 mdpl. 24-26 April, 2009. Ryki, Ayu, Nila, Ilham, Mida, dan Adek. 23 (ANDA, fl); Nila, Rina, Ravel, Dya, Elvi, Uci. 8 (ANDA, fl); Heru, Nurul, Amy, Nofa, khairul, Shinta. 13 (ANDA, fl).

Penyebaran jenis : Jepang, Korea, India, Indonesia, Laos, Malaysia.

Lingkungan tempat tumbuh : ditemukan di daerah dataran rendah, sampai sedang sampai ketinggian 1200-1400 m.

Pengenalan jenis: herba, daun alternatus dan kecil, mempunyai rambut jilatang (trikom). Mempunyai stipula kecil yang persisten.

Gambar 1. Elatostema cuneatum Wight.

Spesimen : Ryki, Mida, Ayu, Nila, Ilham, Adek. 23 (ANDA, fl)

3.2.2. Leucosyke sumatrana Miq.

Backer, C. A. and Van Den Brink Jr, R.C.B. 1965. Flora of Java (Spermatophytes only) VOL II. Rijksherbarium: Netherland. Hal 50; Van Balgooy, M. M. J. 1997. Malesian Seed Plant vol.I. leyden. Hal 285; Van Balgooy, M. M. J. 1997. Malesian Seed Plant vol.II. leyden. Hal 70-71, 91,127.

Perdu dioceus. Akar tunggang. Batang: tegak, tinggi 1-1.5 m, bulat. Daun: alternatus, mempunyai trikom, memiliki stipula, petiolus 3-4 cm; lamina: ovalis, tidak sama besar, 5-10 x 12-20 cm, permukaan atas bewarna hijau, permukaan bawah bewarna putih, margin crenatus – seratus, apex acutus, basis acuminatus, triplenervis. Bunga: makjemuk bonggol, axilaris.

Deskripsi ini di buat berdasarkan spesimen berikut: Sumatera Barat, Kab. Agam, Kec. Tanjung Raya, Kenagarian Maninjau, Jorong Bancah. 450-500 mdpl. 24-26 April, 2009. Ryki, Ayu, Nila, Ilham, Mida, dan Adek. 43(ANDA, fl); Heru, Nurul, Amy, Nofa, khairul, dan Shinta. 38 (ANDA, fl); Nadia, Dwinda, Weni, dan Widia. 14(ANDA, fl); Bobi, Elin, Yati, Vio, dan Aini. 21(ANDA, fl).

Penyebaran jenis: Berdasarkan spesimen-spesimen yang telah diperoleh sebelumya di Herbarium Universitas Andalas, Jenis ini banyak terdapat di: Kabupaten Agam, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan dan kabupaten lainya yang ada di Sumatera Barat.

Lingkungan tempat tumbuh : ditemukan di daerah dataran rendah, sampai sedang sampai ketinggian 1200-1400 mdpl.

Pengenalan jenis: Daun alternatus, mempunyai 3 tulang ibu daun (triplenervis), daun bagian atas bewarna hijau, daun bagian bawah bewarna putih, mempunyai stipula yang persisten, bunga majemuk bonggol.

Gambar 2. Leucosyke sumaterana Reinw.

Spesimen : Ryki, Mida, Ayu, Nila, Ilham, Adek. 43 (ANDA, fl)

3.2.3. Elatostema sesquiolium Reinw.

Backer, C. A. and Van Den Brink Jr, R.C.B. 1965. Flora of Java (Spermatophytes only) VOL II. Rijksherbarium: Netherland Hal 43.

Perdu, tinggi 30-50 cm, Akar tunggang. Batang tegak. Daun alternatus, petiolus pendek 3-5 mm, lamina: lanceolatus- ellipticus, 11-13 x 4-6 cm, margin seratus, apek acuminatus, basis acutus, triplenervis, mempunyai trikom; stipula lanceolatus. Bunga: majemuk capitulum, axilaris.

Deskripsi ini di buat berdasarkan spesimen berikut: Sumatera Barat, Kabupaten Agam, Kecamatan Tanjung Raya, Kenagarian Maninjau, Jorong Bancah. 450-500 mdpl. 24-26 April, 2009. Ryki, Ayu, Nila, Ilham, Mida, dan Adek 21(ANDA, fl); Heru, Nurul, Amy, Nofa, khairul, dan Shinta. 19(ANDA, fl).

Penyebaran jenis: Kab. Agam, Kab. 50 kota, Kab. Tanah datar, dan kabupaten lainya di Sumatera.

Lingkungan tempat tumbuh : ditemukan di daerah dataran rendah, sampai sedang sampai ketinggian 1200-1400 mdpl.

Pengenalan jenis: Daun alternatus, mempunyai 3 tulang ibu daun (triplenervis), mempunyai stipula, mempunyai rambut-rambut jilatang(trikom), petiolusnya pendek.

Gambar 3. Elastostema sesquilifolium Reinw.

Spesimen : Ryki, Mida, Ayu, Nila, Ilham, Adek. 21 (ANDA, fl)

IV. KESIMPULAN

Dari kuliah lapangan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Didapatkan 23 famili dengan 35 jenis. Famili yang didapatkan antara lain: Famili yang didapatkan antara lain: Acantaceae, Amaranthaceae, Araliaceae, Asterasceae, Campanulaceae, Euphorbiaceae, Gesneriaceae, Graminae, Lauraceae, Laeguminosae, Leeaceae, Moraceae, Myristicaceae, Myrtaceae, Orchidaceae, Piperaceae, Rubiaceae, Rutaceae, Saurauiaceae, Urticaceae, Verbenaceae, Zingiberaceae.

2. Dari famili yang didapatkan, famili yang paling banyak jenisnya ditemukan adalah Urticaceae dan Asteraceae.

3. Urticaceae yang didapatkan ada 5 jenis, yaitu Elatostema cuneatum Wight.; Elastostema sesquilifolium Reinw. ; Leucosyke sumatrana Reinw.; Boehmeria glomerulifera Miq.; Villebrunea rubescens BL.

4. Asteraceae yang didapatkan ada 5 jenis juga, yaitu Adenanthera sesliolia; Clibadium surinamense L.; Emilia sonchifolia L.; Gynura crepidioedes Benth.; dan Mikania micranta H.B.K.

5. Jenis Urticaceae yang dibuat monograf adalah Elatostema cuneatum Wight.; Elastostema sesquilifolium Reinw. dan Leucosyke sumatrana Reinw.

DAFTAR PUSTAKA

Backer, C. A. and Van Den Brink Jr, R.C.B. 1965. Flora of Java (Spermatophytes only) VOL II. Rijksherbarium: Netherland.

Benson, L. 1975. Plant Classification. D.C. Heath and Company. Boston

Dutta, A. C. 1968. Botany for Degree Student. Second Edition. Oxford University Press.

Oktavia, Hendri. 2009. Dishut Sumbar Lakukan Pengamanan Hutan Berbasis Nagari . http//: m.antara-sumbar.com/ /html. 15 Juni 2009.

Ridley, H. N. 1967. The Flora of Malay Peninsula, Vol II. A. Ashor & Co. Amsterdam-Holland.

Syamsuardi, Tamin, Rusjdi, dan Nurainas. 2006. Modul Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi, jurusan biologi. Universitas Andalas: Padang.

Van Balgooy, M. M. J. 1997. Malesian Seed Plant vol.I. leyden.

Van Balgooy, M. M. J. 1997. Malesian Seed Plant vol II. leyden.

Gambar 1. Elatostema cuneatum Wight.

Spesimen : Ryki, Mida, Ayu, Nila, Ilham, Adek. 23 (ANDA, fl)

Gambar 2. Leucosyke sumaterana Reinw

Spesimen : Ryki, Mida, Ayu, Nila, Ilham, Adek. 43 (ANDA, fl)

Gambar 3. Elastostema sesquilifolium Reinw

Spesimen : Ryki, Mida, Ayu, Nila, Ilham, Adek. 21 (ANDA, fl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar